Ternyata dalam MPL MY S13 yang terjadi beberapa waktu lalu ada kasus dugaan terjadinya match fixing Mobile Legends. Kini proses penyelidikan oleh pihak penyelenggara telah berakhir dan terbukti bahwa salah satu pemain bersalah.
Sebelumnya, pihak penyelanggara liga MLBB terbesar di Malaysia ini mengungkapkan bahwa ada kemungkinan match fixing Mobile Legends yang dilakukan oleh mantan pemain Bountee Esports. Selain itu, terdapat juga dugaan adanya tindakan agresif dan konflik yang terjadi di dalam tim.
Demi menjunjung tinggi profesionalisme dan keadilan bagi seluruh pemain dan tim MPL MY S13, pihak penyelenggara tentu melakukan penyelidikan dan mengusut masalah ini dengan teliti. Hal ini sangat penting demi menemukan siapa pihak yang bersalah serta menghindari kejadian sama terulang di masa depan.
Setelah penyelidikan selesai, pihak penyelenggara MPL MY S13 mengunkapkan hasilnya. Mereka mengungkapkan bahwa match fixing benar-benar terjadi. Selain itu, mereka juga telah mengungkapkan siapa pihak yang melakukan tindakan bersalah tersebut.
Bountee Esports Tidak Bersalah, Satu Atlet Terjerat
Berdasarkan pengumuman resmi dari MPL MY S13, bukti-bukti yang berhasil ditemukan mengenai match fixing di liga Mobile Legends tersebut menyimpulkan bahwa:
- Nik “Dominus” Muhyyiddin terlibat dalam match fixing dan menawarkan insentif finansial kepada dua pemain Bountee Esports untuk mengalah di sebuah pertandingan. Hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap integritas dan profesionalisme.
- Tidak ditemukan pelanggaran apapun yang dilakukan Bountee Esports. Namun, tim tersebut berkomitmen untuk memperkuat operasi dan manajemennya untuk bekerja sama dengan liga.
Berdasarkan Rule Book MPL MY S13, hal ini sangat jelas melanggar dan merusak profesionalisme dan integritas liga. Tidak ada toleransi sedikit pun yang akan diberikan atas kejadian ini.
“Tidak ada Anggota Tim yang boleh menawarkan, menyetujui, berkonspirasi, atau mencoba memengaruhi hasil suatu Game atau Match dengan cara apa pun yang dilarang oleh hukum atau Peraturan ini”.
Hal ini juga didukung kuat oleh National Esports Development Guideline (NESDEG) alias Pedoman Pengembangan Esports Nasional yang telah diberlakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia pada tahun 2023. Pada bab 3 pedoman tersebut, tertulis: “Melarang segala bentuk penipuan, manipulasi, dan korupsi dalam aktivitas esports.”
Ke depannya, pihak penyelanggara akan semakin ketat kepada setiap tim demi memastikan kejadian match fixing ini tidak terulang lagi dan semua pemain bisa menyadari hal itu. Mereka juga akan semakin meningkatkan pemahaman tentang segala praktik dan nilai-nilai bagi tim demi menciptakan lingkungan olahraga yang aman, sehat, dan penuh hormat bagi setiap anggotanya.
Kepastian ini juga sangat penting, termasuk bagi Malaysia, dalam upaya memperluas lanskap esports nasional mereka. Apalagi Negeri Jiran ini akan menjadi tuan rumah dari M6 World Championshop yang akan berlangsung di akhir 2024.